Jumat, 31 Oktober 2014

ISTILAH INSYIROH




Memahami Insyiroh
 
Insyirah berarti lapang/melapangkan (legowo - jw) dan akan selalu berhubungan dengan Shudur berarti dada. Insyirah Shudur artinya Kelapangan/melapangkan dada (perasaan).

Istilah lapang dada, secara simbolik digunakan Allah SWT untuk menunjuk orang-orang yang kepadanya Ia berkenan memberi petunjuk atau hidayah, terutama hidayah iman dan Islam. Karena itu, seperti dituturkan Muhammad Al Ghazali dalam bukunya Khuluq al-Muslim, tak ada nikmat dan anugerah yang amat besar selain nikmat bersih hati dan lapang dada.

Allah berfirman, ''Siapa-siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, maka Dia melapangkan dadanya. Dan siapa-siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka Allah menjadikan dadanya sesak dan sempit'' (Q. S. 6: 125).

Tanda-tanda Allah memberi petunjuk kepada seseorang, maka Dadanya akan dilapangkan. Sebuah syarat mutlak bahwa siapa saja yang lapang dada (insyiroh) niscaya akan selalu mendapat petunjuk dari Allah, dalam semua urusannya.
Dada yang sesak dan sempit cenderung dijalan kesesatan.

Kelapangan hati itu di tangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, namun sebab-sebab untuk mendapatkannya adalah perbuatan dan keinginan hamba.

Firman-Nya “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah” (QS. Az Zumar: 22)


Seperti Nabi Muhammad saw, telah dilapangkan (Insyirah) dadanya oleh Allah
“ Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?. Dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu,  yang memberatkan punggungmu?.  (QS. Alam Nasyrah : 1-3)
* yang dimaksud dengan dilapangkan dadanya ialah bahwa hati Nabi SAW telah dipenuhi dengan iman, diterangi dengan cahaya kebajikan dan kebenaran, serta disucikan dari berbagai kotoran dan dosa-dosa.

Di dalam dada yang lapang dan hati yang bersih itulah bersemayam iman dan takwa. ''Tempat takwa itu di sini!'' sabda Nabi Muhammad SAW, sambil menunjuk ke dadanya.

Orang yang bersih hati dan lapang dada, seperti dikemukakan di atas, tak lain adalah orang-orang yang mampu menekan secara maksimal kecenderungan-kecenderungan buruk yang ada dalam dirinya, seperti rasa benci, dengki, iri hati, dan dendam kusumat. Sebaliknya, ia juga mampu dan berhasil mengembangkan potensi-potensi baik yang ada dalam dirinya menjadi kualitas-kualitas moral (akhlaq al-karimah) yang nyata dan aktual dalam kehidupannya.

Hanya orang yang lapang dada dan bersih hati seperti itu mampu dan sanggup mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, seperti dianjurkan oleh Nabi SAW. Juga hanya orang seperti itu yang dapat merasa senang dan gembira apabila melihat saudaranya mendapat kebaikan dan anugerah dari Allah SWT.

Orang yang demikian itu pula yang kelak akan mendapat perlindungan dari Allah SWT. Firman-Nya, ''(Ingatlah) pada hari di mana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih dan lapang.'' (Q.S. 26:89).

Makna yang tersiratnya untuk kita sebagai umatnya, melapangkan dada (Insyirah), adalah membersihkan, membuang & mensucikan semua isi dada (shudur) yang berupa syak, prasangka, kekuatiran, penyakit – penyakit  hati dan semua urusan-urusan yang berhubungan dengan perasaan, sebab kapasitas dada terbatas.


Sedangkan Nabi Musa as, memohon kepada Allah Ta’ala, agar dadanya dilapangkan (Insyirah). Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.               (QS. Thahaa :25-27)

Berarti jika dada ini lapang, semua beban jadi ringan. Kesulitan menjadi kemudahan. Semua urusan menjadi mudah diselesaikan. Semua penyakit mudah disembuhkan. Doa mudah dikabulkan. Rezeki menjadi lancar. Usaha menjadi berkembang dan maju..

Kesuksesan seseorang diawali dengan sikap lapang dada menghadapi berbagai tantangan. Orang sempit dada sulit maju karena kekerdilan dan kepicikan jiwa.
Semoga kita menjadi orang yang selalu berlapang dada.
 

Tidak ada komentar: