1. MERUBAH KEADAAN atau
MERUBAH DIRI,
mana yang benar ?
Asal
Usul Keadaan yang menimpa kita
Setiap orang
mempunyai keinginan yang sama yaitu bagaimana keadaan (nasib) menjadi baik dan
lebih baik, hidup harus mempunyai ” Cinta, Spiritual, Sadar, Sehat,
Sejahtera, Selamat, Sukses, Bahagia & Berkah” (CS6B2). Tapi
dalam perjalanan, kenyataan hidup tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Keadaan-keadaan yang buruk seringkali
menghampiri kita. Sengaja maupun tidak. Mau ataupun tidak mau, semua orang akan
mengalami, pernah mengalami, atau masih mengalami.
Perlu
diketahui, melihat Asal Usul Terjadinya
keadaan buruk, ada 2 macam :
- Ada yang berasal dari kesalahan diri kita sendiri, ini disebut Peringatan dari Tuhan. Bisa berupa cobaan-cobaan kecil. Jika peringatan dari Tuhan ini tidak menjadikan jera atau sadar, maka jadilah sebuah azab yaitu musibah/balak/bencana yang sifatnya lebih besar.
- Dan ada yang merupakan Ujian dari Tuhan, yang mana hal itu merupakan sebuah proses penempaan jiwa & pikiran, agar kita menjadi manusia yang lebih baik, kuat dan tahan uji.
Ingat ! kata
Kunci untuk memahami dan mengetahui hal ini (kejadian yang menimpa kita)
merupakan sebuah Peringatan Tuhan, Musibah atau Ujian dibutuhkan muhasabah
(intropeksi diri), nasehat (para guru & orang tua) dan ilmu agama &
Hikmah.
Bersesuaian dengan Firman Allah Ta’ala :
“ Apa saja nikmat yang kamu
peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari
(kesalahan) dirimu sendiri (nafsumu). ( S. An-nisa’
: 79)
Jika anda memahami
dengan benar firman Allah ini, jelas dan nyata bahwa hakikinya semua kejadian
yang buruk, mulai dari Kesulitan ekonomi, banyak hutang, ditipu, datangnya
penyakit, rumah tangga yang kacau dan bencana-bencana alam ataupun yang
khususnya terjadi pada diri dan keluarga kita. Tiada lain adalah hasil atau
akibat dari sifat dan perbuatan jelek yang kita lakukan. Alias nafsumu yang
berperan akan datangnya musibah tersebut
Walaupun hakikinya dari Allah, tapi penyebab turunnya adalah perbuatanmu
sendiri.
Allah
tidak pernah menyusahkan hamba-hamba-Nya. Allah selalu memberikan nikmat pada
manusia dan nikmat ini tidak bisa kita hitung serta diperjelaskan satu persatu.
Jelas manusia tidak akan mampu. Disaat nikmat datang kebanyakkan manusia itu
ingkar atau lupa diri. Disaat ini pula, Allah mengancam manusia dengan azab
yang pedih.
Sebagai
perenungan akan hal ini, merujuk pada firman Allah :
"Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Kesimpulannya
kebanyakan manusia kurang “BERSYUKUR”
dalam menerima nikmat dan menerima keadaan yang ada. Serta kurangnya
“BERSABAR” dalam menerima ujian dari Allah.
( dalam memahami Syukur &
Sabar dikaji pada tempat tersendiri )
Founder & Grand Master Q Power Energi Q : Gus Iswahyudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar